Lia

WELCOME TO BLOGER JINGGA

Jumat, 30 Maret 2012

Afika


Afika
**Sayang di dihari ulang tahunku nanti aku ingin duduk bersama dengan kamu melihat bulan dimalam hari? “ hmm itu susah sayang, sayangkan lagi sakit,”’ “’pokoknya aku ingin sayang ajak aku” ‘terus gimana caranya aku bisa ketempatmu’’ ‘’besok malam datang aja kerumahku tepat jam 12malam, nanti lewat candela kamarku sayang, nanti aku beri tahu pada bibik buat ngatur semua ini,, “hmm okelah sayang udah sekarang sayangku bo2 ya, dah larut malam‘’ ‘iya sayangkuu” ‘miss  u sayang’ ‘miss u too”’ ..suasana kembali hening setelah percakapan dalam telepon itu berakhir,..
            Pagi cerah, senyum embun sebentuk percik gumintang dingin membelai rerumputan ditaman kecil belakang rumahku,, butir2nya memutih bening hening seolah enggan melepas peluk dari kuncup tangkai bunga mawar putih yang hendak kupetik..
Sejenak aku terdiam memetakkan rencana nanti malam dihari ulang tahun ‘Afika’ ada banyak kekuawatiran yang ada dalam benak pikiranku, aku tahu sakitnya Afika sudah parah “kanker otak stadium akhir” namun dia tak mau dirawat dirumah sakit, karena dia tahu semua akan percuma dan akan banyak menghamburkan uang saja..
Aku duduk termangu sambil kuhisap rokokku dalam2, kurasakan nikmat yang tak terjelaskan oleh ungkapan itu bagiku, ya beginilah aku saat merasakan resah aku selalu merokok buat temani aku dalam sendiri. sedangkan di tangan kananku beberapa tangkai2 bunga mawar putih yang barusan kupetik masih menguncup kupegangi erat..
###
Malam tampak indah bulan sabit bak senyuman bidadari cantik sedang jatuh cinta pada pangeran berkuda putih seperti dongeng2 dalam cerita.
 Kulihat jam tanganku sudah pukul 23.46menit, aku bergegas menuju rumah afika yang tak jauh dari Rumahku berada, telah kusiapkan pula sebuah taman kecil juga dibelakan rumahku yang kuhiasi dengan bunga2 kelopak mawar yang kutabur dilembar karpet hijau yang kugelar disana,’ ‘’tok tok’ ‘’ sayang, afika’’ ketuku pelan dicendela kamarnya yang kubarengkan pula dengan panggilanku. Tak  berapa lama aku mengetuk terdengar suar a pelan dari dalam balik candela, “bentar den” , ku hentikan ketukanku juga panggilanku setelah kudengar suara bibik Sumi yang menjawab dari dalam.
Kraaak dibukanya candela itu pelan2, aku kemudian berdiri dari posisi semula yang merunduk, kulihat bibi sumi sedang membukakan pintu candela, lalu dia balik  badan menuju tempat tidur membangkitkan tubuh “afika’ yang semula masih terlihat terbaring, kulihat afika sudah rapi mengenakan gaun putih dan tercium aroma wanginya juga terlihat wajahnya yang cantik, seolah hendak datang dalam sebuah acara pesta.  ‘’sayang makasih telah datang” katanya ketika aku sudah berada disamping tempat tidurnya, “iya’’ balasku singkat sambil kusematkan kecup dikeningnya. “Bi Sumi Afika aku bawa dulu ya bi nanti aku anter lagi kesini’’ kataku kepada wanita yang telah beranjak usia senja itu, “iya den hati2 jaga non Afika ya den” balasnya kikuk sambil sambil membungkukan badannya sebentar. ‘hati-hati ya den” lanjutnya lagi , tanpa kubalas lagi kata2nya, aku telah menggendong afika perlahan keluar dari pintu candela kamarya, yang di ikuti oleh Bi sumi  dari belakang yang kemudian dia menutupnya kembali.
Aku berjalan begitu pelan dan penuh kekawatiran takut ketahuan keluarga Afika, ‘’sayang kita kemana” kata afika padaku” nanti sayang tunggu aja bentar lagi sampai kog” jawabku lirih kepadanya,, nah ini sampai. ‘’sayangku bisa berjalan ga” Afika hanya tersenyum saat kulepaskan dari gendonganku’’.. tak bercakap lama lagi segera kuraih tangan Afika, lalu aku menuntunya pada sebuah pintu taman buatanku..’’bukalah sayangkuu” kataku pada Afika, Afika sejenak memandangku tanpa ucapan, dan aku membalas dengan menganggukan kepala pelan dan tersenyum.
Kreek krek suara pintu taman terbuka, terlihat  gelaran karpet hijau dikelilingi lilin2 kecil juga banyak kelopak mawar yang tersebar disana sini berserakan membuat suasana seakan hening dan penuh peasaan hati, ada kursi sandar panjang di tengahnya, kusertakan juga meja kecil yang diatasnya ada sebuah kue tar kecil yang diatasnya tertancap sebuah lilin..’’sayang’’ kata Afika padaku’’ iya jawabku ‘’sambil kulihat Afika meneteskan air mata, ”makasih ya sayang telah buat semua ini untukku”’lanjutnya lagi, segera aku raih tubuh Afika yang tampak goyah, kemudian aku bopong dia, dan aku berjalan menuju kursi panjang itu, Afika memeluk leherku, sambil dia berkata“sayang andai umurku panjang pasti aku akan jadi manusia  paling bahagia bisa memiliki pasangan seperti kamu”’ ‘’huustt, ga boleh ngomong gitu sayang” balasku cepat.,sambil kuletakkan tubuh Afika di atas kursi panjang itu dalam posisi terduduk.
Kulihat tanpa henti dia memandangiku teruus seolah aku hendak hilang dari pandangan matanya.’’ Sayang berdo’alah didepan lilin itu lalu tiuplah” kataku menyuruhnya, tak lama kulihat Afika menyatukan dua tanganya seperti menyembah, sejenak matanya terpejam mulutnya berkomat-kamit mengucap do’a, itu perkiraanku. Sebentar kemudian ditiuplah lilin yang tertancap diatas kue tar  itu sekali dua kali hembusan padamlah sudah.. ‘sayang happy b’dayy’’ kataku sembari  kukecup keningnya yang kuteruskan dengan ciuman pada pipi kanan dan kirinya, ‘’panjang Umur ya sayangkuu” kataku berlanjuT ‘’makasih sayang ‘’ balasnya sambil menangis..
Kenapa sayang menangis”’ tanyaku”’ tuhan tak adil”’ jawabnya’’ kenapa sayang” ‘’kenapa aku tak bisa hidup normal seperti orang lain, aku tak mau mati  secepatnya sayang hiks hiks ” kulihat Afika menangis, tanpa kubalas katanya, langsung kuraih tubuhnya kudekap dalam pelukku, sambil kubelai rambutnya mesti tak berantakan, kutenangkan sejenak isaknyaa..
            Angin berhembus sesaat tiba2 kencang hingga mematikan beberapa lilin yang semula menyala sebagai penerang, tampak hanya beberapa saja yang masih sedia menyala, suasana jadi dingin dan hening. Kupandangkan mataku kearah langit. ‘sayang lihatlah” kataku sambil tanganku menunjuk keatas langit menunjuk bulan sabit. ‘’indahkah kataku’’ perlahan Afika melonggarkan peluknya ketubuhku lalu kulihat kepalanya tengadah kelangit mengikuti arah yang kuberitahu, ‘indah sekali sayang” balasnya sambil kulihat senyum manisnya yang tersamarkan oleh remang, kupandangi sesaat wajah cantik dari Afika, sambil kuusap2 sisa tangisnya yang masih membasahi bawah kelopak matanya. ‘’dalam hatiku Ya Tuhan panjangkanlah umurnya hingga aku bisa menikahinya kelak..
‘’sayang’’ kata Afika memotong sejenak lamunanku “apa sayangku’” “’aku boleh minta sesuatu buat kado ulang tahunku kali ini ga sayang” katanya”’ mintalah sayang aku akan berusaha untuk memberikannya” balasku ”makasih, sayang masih merokok’’ tanyanya, aku mengangguk dan menandakan iya, “aku mohon sebagai kado ulang tahunku, kali ini dan ulang tahunku yang akan datang, dan yang akan datang lagi maka sayang berhentilah merokok itu saja” aku sejenak diam merenung, sesaat kupandangi wajah afika penuh harap…. “baiklah’’ kataku sambil aku mengangguk, “sayang mungkin ini malam terakhir kita bersama2 maka ijinkanlah aku tertidur dalam pelukanmu ya sayang, biarkan aku mengekalkan aroma parfum ditubuhmu hingga aku lelap”katanya sambil memelukku erat’’. Kulihat raut wajah Afika tersenyum mesti tampak kelopak matanya sembab, sesekali masih kurasakan sesenggukan  sisa dari  tangisnya.
aku hanya terdiam saja mencoba kuat mendengarnya. Sambil kupeluk juga tubuhnya.‘”sayang besok pagi datanglah kerumahku ya, bawalah  3 tangkai bunga mawar  3 warna, buat hadiahku, selain permintaan tadi,” lanjut Afika sambil matanya terpejam lalu ku jawab “iya sayang tidurlah”…. **jam tanganku sudah menunjukkan pukul 2.30, segera kurengkuh tubuh Afika lalu ku bopong dia dalam keadaan tertidur pulas, kemudian kuantar lagi dia pulang dalam keadaan tidur,
            Sampai di samping candela kamarnya ku panggil pelan2 nama bik sumi” bik bik sumi bik” ucapku berkali-kali ‘’eh iya DeN balasnya dari dalam. sesaat kutunggui bik Sumi membukakan candela kamar  Afika yang tadinya tertutup, tak lama kulihat bik Sumi membuka pintu candela itu terlihat wajahnya tergopoh2 kaget  habis tertidur,, “maaf  bik lama” “dari mana sih Den”’ tanyanya lirih “ga jauh Cuma ditaman belakang rumahku saja bik’’ tandasku sambil kulangkahkan kakiku memasuk kamar Afika lewat kamar candela, lalu kuletakkan tubuh Afika diatas ranjang kasur tempat biasa ia tertidur. “non Afika tidur ya den” tanyanya “iya bik’ balasku sambil merapikan tubuh Afika lalu menyelimutinya..sesaat ku usap2 keningnya berkali2, tiba2 air mataku menetes, lalu kukecup keningnya,, muaaaaaach met tidur sayangku selamat ulang Tahun aku mencintaimu”’
#####
kriiing kriiiing kriiing haloo selamat pagi ini siapa? ‘saya den, bi Sumi” iya ada apa bi kog bibi Sumi terlihat menangis?” cepatlah kemari den ARya, non Afika telah pergi tadi seusai sholat shubuh?, ‘’maksud bibi pergi kemana?” non Afika non Afika dia telah meninggal DEN arya….

####
sejak saat itu aku berhenti merokok…….******
-END-
mEt ultah ya jingga sayangku ini cerpen kubuat untuk kamu ; ) ,, by siungsinaga.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar