Lia

WELCOME TO BLOGER JINGGA

Selasa, 28 Februari 2012

 

Pupus daun menanggung beban embun di
pucuk-pucuknya.
Tak dihiraukan sapaan lembut angin pagi,
mereka masih terantuk-antuk dengan berat.
Kenapa mentari masih malu menampakkan diri..bersedihkah alam?
kenapa akhir-akhir ini langit slalu menangis,menderaikan titik air kecil dari matanya membuat duniaku menjadi mendung.
Dimanakah kau mentariku?
Jadikan hangat dunia kecilku,usir kegundahanku      
 
 
CINTA kita tak butuh KATA
maka DIAMlah..
biarkan detak jantung KITA berpadu menjadi irama KAU dan AKU.
CINTA kita tak seperti yang LAIN
karna cinta kita kadang MENEKAN,membatasi gerak menjadi tak BEBAS.


sekalipun cinta telah ku uraikan dan ku jelaskan panjang lebar.
namun jika ku datangi aku jadi malu pada keteranganku sendiri.
meskipun lidahku telah mampu menguraikan namun tanpa lidah CINTA ternyata lebih TERANG,sementara pena begitu tergesa-gesa menuliskannya.
kata-kata PECAH BERKEPING-KEPING begitu sampai pada CINTA.
dalam menguraikan cinta akal TERBARING tak berdaya bagaikan KELEDAI berbaring dalam lumpur.
cinta sendirilah yang MENERANGKAN cinta DAN percintaan.
Disinilah aku akan mengurai jelaga hati

dingin....
raungan kecil yang keluar dari garis lengkung di bibirku saat malam berakhir dengan jatuhnya embun.
tanganku meraih kotak warna biru yang tergeletak begitu saja diatas kepala sebelah kananku dan akkkhhhh lupa semalam belum shut down.
``goresan pertamaku``


berlari di antara ilalang,,,
sakit tergores dedaunan kering.
ceceran darah meliuk indah mengikuti jejak langkahku.
namun ku acuhkan perihnya luka.
titianku terus mengejar bayangmu meski terlihat samar.
mereka berkata "tak perlu kau berlari mengejar mimpi yang tak pasti,hari ini juga mimpi maka biarkanlah ia datang dihatimu"