Lia

WELCOME TO BLOGER JINGGA

Rabu, 24 Oktober 2012

......hujan......
 
di jatuhnya yang tak sempat tertahan
ada setumpuk sesal menyesakkan
ada sekilas bayang yang menghancurkan
ada sebait kata "PISAH" yang menoreh kelukaan
 
mungkin sudah terlambat untuk menyatakan
tapi aku tak pernah meninggalkanmu
namun semua itu sudah takdir
jika jalan terbaikmu terputus karna kepergianku
maka keterputusan itu menjadi sesal bagiku sekarang
 
biarlah aku mencintaimu dalam puisi
dalam kata berirama indah
dalam diksi yang tak pernah salah
agar kau baca dan sudi pula jatuh cinta
 
dan...................
 
aku ingin mencintaimu dalam hening
dalam sunyi yang bening
hingga tanpa kita saling berkata-kata
kita tahu semuanya
HUJAN,SENJA
dan
CINTA

Senin, 22 Oktober 2012

TANYA TANPA JAWAB

ini bukan malam yang ku nanti
tapi aku terlanjur terjaga menatap keluar jendela
ku dengar angin menari lembut di bibirmu
dengan diamku lalu melumat sepi yang menggantung diam di ujung bibirmu
memagut lembut angin di bibirmu itu....
ahhh ternyata bibirmu begitu dingin dan pucat
kala sapuan itu mendarat
lalu aku bertanya"kamu baik-baik saja kan?"

gemetar tanganku menggenggam dingin jemarimu
menarik pelan mengajakmu melihat sebentar ke jelaga hatiku
"lihat ada bayangmu disana,karna sampai detik ini namamu terjaga indah"
lalu ku rengkuh tanganmu kembali
ku letakkan pada perutku yang sudah tak membuncit lagi
kandungan mimpi-mimpiku telah terlahir sebelum waktunya
yach....janinjanin itu keluar dengan paksa sebelum aku menamatkan rindu padamu
dan aku tak bisa mencegahnya bahkan pendarahan hebat ku alami

ku sentuh pundakmu,kamu yang diam tertegun
"pandang aku sayang...untuk menatap cermin aku tak kuasa,
tubuh ini semakin ringkih,aku takut menyisir rambutku yang semakin menipis,
benarkah penyakit itu telah menang?" jawab aku sayang,pintaku lemah

sayang.....
kenapa kamu diam ?
kenapa kau tak pernah bertanya sekaliiiiii saja padaku
menderitakah aku atau bahagiakah aku dalam artian yang sebenarnya
dulu aku pandai sembunyikan tangis dalam senyumku
tapi kini aku telah lelah,capek,semakin lama semakin sesak
kini senyumku yang bersembunyi dalam hujan airmata

bila rasa ini salah kenapa kau tak salahkan saja Tuhan mu
karna Tuhan yang telah memberi hadiah rasa terindah itu
bila waktu yang telah lancang menjarah hatiku
kenapa tak kau hukum saja jarak yang mendekatkan kita

aku tergugu dalam isak disampingmu
dengan jarak yang amat dekat
tapi kenapa kita terasa amat jauh
atau karna ada diam yang terselubung diantara kita
kembali aku merasa bahwa rindu itu asin
ia keluar dari sudut mata mengalir bagai anak gangga
menyebrangi sudut bibir lalu terjilat lidahku
bahkan kini semakin asin dan pait

telah aku bebaskan rembulan menikahi malam
mentari menjemput embun
angin menelanjangi debu
lalu......
aku bebaskan pula langkahmu melangkah pergi dari hidupku
jangan pernah liat ke belakang itu pintaku
karna aku tak mau kau melihat keterpurukanku lagi

Rabu, 17 Oktober 2012

aa'
 
jika nafas ini adalah harapan
maka sebanyak inilah........
harapanku untuk bisa terus bersamamu
``diamku``

aku telah lupa bagaimana cara merajut asa
otak ini terlalu penuh hingga aku tak tahu
darimana dulu aku memulai sebuah kata dalam sajak
jemari ini terlalu gemetar untuk merangkai kalimat
huruf A atau Z dulu
terlalu bahagiakah aku..?
atau
terlalu menderitakah aku..?
hingga aku kehilangan semua kata-kata
kini aku diam dalam sepi merindukanmu...

Sabtu, 06 Oktober 2012

Jendela Kaca

Bermula dari kata masihlah sama tentang rasa
Lelah kadang aku membujuk rindu
Untuk berdamai dengan waktu
"belum genap umurmu untuk dilahirkan,
jeruji pandangan masih dalam bentangan kaca"
bisikku sambil mengelus pilu.
Biarkanlah aku menamatkan rindu ini
Lalu mengusung asa pada imajinasi
Berlama-lama menatap sepi dibalik jendela
Lalu menggambar wajahmu pada bibir langit
Menyentuh setiap lekukan-lekukanmu
Lewat hembusan angan disini

Jumat, 05 Oktober 2012

tiba-tiba diam......
mimpi tak lagi mampir
hanya menciptakan gugusan rindu yang pilu
dan aku akan diam dari segala luka ini
kepada siapa berlabuhnya separuh hati ini
kepadamu...?
tidak !! aku tak menginginkanmu !
kepada dia...?
tidak !! dia telah memberi sayatan perih !

berapa lama lagi aku bermimpi
raga ini semakin ringkih membawa diri
raga ini kian tak sabar menunggu mati

wahai jiwa yang mati.......

jika nanti aku memilih untuk diam
dan berhenti pada sebuah titik akhir
maka jangan kau pinta aku lagi
untuk kembali menata pecahan"
rasa yang berserakan

biarkan aku sendiri ! menunggu bahagia
bahagia yang akan ku perjuangkan
karna jiwa ini telah kau curi
walau tanpa asa aku tunggu bahagia itu