Lia

WELCOME TO BLOGER JINGGA

Kamis, 27 September 2012

sepasang merpatikah kita ?
atau
sepenggal kata yang melengkapi sebait kalimat-kalimat rindu ?

bila mencintai itu menyakitkan
maka rindu adalah penderitaan
dan cemburu adalah sebuah siksa

Tuhan....
tolong lembutkan hati dia
Tengah Malam

ilalang dihalaman semakin tinggi
tak ada yang menyiangi
namun rimbunnya tak mampu menutupi
semua kenangan indah di gubug itu
tak ada lagi airmata yang menetes dalam doa
yang selalu diperuntukkan kepadaku

ibu tau tidak..disaat kerinduan menusuk
anakmu ini berendam dalam airmata

aku yakin Tuhanku selalu menyampaikan padamu
lewat salam-salam yang kukemas dalam doa

Selasa, 25 September 2012

I NEED YOU

aku berharap yang terbaik untuk kamu

aku tak pandai menulis puisi

namun aku hanya ingin menggubah kata secara sederhana

sesederhana rasaku padamu
 
aku bersyukur atas setiap detik yang kita lewati

terimakasih karna selalu ada

aku masih menyayangimu disini

dibalik jantung dikiri dadaku

dan

I MISS YOU
ada hujan yang selalu menepi disudut mata

lalu membuat kelokan menyerupai anak gangga

1 kata yang tak dapat ku mengerti

kala sudut mata berbicara tentang rasa

mengisyaratkan rindu yang begitu sarat

Minggu, 23 September 2012

Ada rindu yang kini menggantung di sukmaku

Terpatri hanya pada hatimu

Andai saja aku tak mengenalmu

Mungkin aku takkan tau

Sejuknya Pagi..Hangatnya Mentari..dan Indahnya Senja..

Untukmu `Miss You`dr Jingga
``jeda malam``

aku termenung di balik jendela
menatap hujan yang terus menyapa
"temani aku" bisikku lirih

segala nelangsa menyeruak hati
ketika awan menangis
membasahi pucuk ilalang yang tlah lama mengering
"hatiku ikut mendung" bisikku pelan

 pandanganku menelanjangi jalan lengang
"tunggu aku" bisikku lagi

ku arahkan mata menatap gedung pencakar langit
angkuhnya sejak tadi bersembunyi dibalik awan
"selamat malam" sapaku lirih
 

Selasa, 18 September 2012

duduk.....

melamun.....

ngigau.....

``kapan ya bisa syuting bareng Lee Min Ho``
rindu berpesan
``rapikan dandanan kamu sayang..... lalu bawa aku pada geligir-geligir azura sebelum senja menjadi malam``

Minggu, 16 September 2012

Awal April.....
Diliukan senja ia menangis
Mengadu pada alam
Meminta kehadirannya di akui

Diiringi bisikan Adzan
Darah dan nafas itu menjadi "AKU"

Tak pernah berharap

Selembar daun terjatuh dari pohon Ars
Disitulah tertulis segala takdir tentang "AKU"

Sabtu, 15 September 2012

``sajak tak bermakna``
           

terkadang menghilang lebih menenangkan

ketika sarang tak selalu berarti tempat pulang yang menenangkan

lalu garis langit manakah yang menuntun...?

jika itu masih ada....aku masih menengadah ke angkasa

membias tanya, menyambut angin yang datang dan pergi

membawa cerita dan mengukir cerita

tak ada sayap jelita yang mengepak

kala badai gundah berpesta

ahh....................!

Selasa, 11 September 2012

``dalam diam``
 
 
dari lorong waktu ke waktu
aku menyusuri diammu
tanpa kau tahu mungkin, juga tanpa kau ijinkan pasti
karna aku telah mencuri diammu untuk ku jejaki

membaca puisi, mengeja sajak, memagut syahdunya syair

ahhhhh............

lagi-lagi termangu hati ini
rinduku merintih
asaku laksana kelabu

mencoba melupakan kamu
menyingkirkan kamu
menyisihkan kamu
bahkan membuang kamu
dari puspa rindu hatiku.....
namun aku tiada daya dan tanpa daya

hujan.....
lemaskan rindu ini, tenggelamkan dalam basahmu
lalu aku mengikuti kelokan-kelokannya
menuju muara hatimu

Senin, 10 September 2012

kulihat kerinduan ini menangis
air matanya menambah asin cerita
aku tahu kangen itu rasanya asin
lalu........
ia meleleh dari sudut-sudut mataku
meliuk menjadi kabar bahwa "i missing you"

Sabtu, 08 September 2012

aku suka mengeja wajahmu

dengan huruf-huruf rindu yang berderap dalam hatiku

seperti seorang penyair yang menunjuk ke arah langit

lalu mnyimbulkannya dengan syair-syair sajak yang bergelombang

dan........
 
kaulah arus rindu yang di janjikan

Jumat, 07 September 2012

MAAF

atas keberanianku mencarimu
segala rasa yang masih ku simpan rapi dalam sudut hati
rindu yang selalu memberontak jiwa

MAAF

aku yang tak bisa memenjarakan
hingga smua menjadi liar kembali
menghardik kalbu hingga menyerah


Kamis, 06 September 2012

``hilang``

kulukis wajahmu di dinding kalbu, diary-diary hati
tentang bagaimana caramu mengajarkan aku menatap dunia
sampai tegapkan wajah ini hingga sayu tersipu dipelukmu
dengan debaran bagai letupan-letupan sebuah senapan

sesaat ku terbangun dengan tergesa
kau telah terlepas dari jemari
yang kita kaitkan waktu itu
...

perlahan mungkin......
tapi aku melihat itu pasti
dia menyapaku pagi ini

dia,,,,,,aku begitu mengaguminya

sapaan itu tak begitu keras bahkan begitu lembut

tapi mampu membuat bumi yang ku injak basah

bahkan aku tak bisa membedakan,,,
 
mana embun, mana kristal langit

``apa di bumimu juga gerimis ?

``untukmu kita sama" pengagum hujan dan aku menyapamu ilalang basah``

``salam pagi dari aku ilalang kering``
aku masih berada pada tempat yang sama
jauh di geligir langit
Jingga....
dan ketika kau belum punya sayap untuk terbang sampai ke sana
maka tunggulah aku sebagai pelangi yang muncul
setelah gerimis mulai redah


*itu jawabku
kamu terlalu indah buat di sampaikan lewat tulisan sayangku....
kamu
Jingga yang ada pada geligir langit diliuk Senja yang tak lagi beku oleh kaki-kaki hujan yang mendinginkan jantung-jantung sepi....

*sebuah sajak masa lalu yang pernah tertuju padaku lewat sebuah blogger seseorang

Minggu, 02 September 2012

saat ini aku ingin masa laluku
bukan untuk kembali atau apa

tapi..........

aku hanya ingin mengambil senyumku yang tertinggal disana
....disetiap ujung penaku selalu aku sematkan kata rindu untukmu

kasih
aku melihat senyummu
diantara bintang dan bulan purnama

aku dengar suaramu
lewat hembusan angin dan gesekan daun-daun
tapi rinduku belum juga terobati
 
kasih
apakah hari ini masih kau simpan rindu ?
seperti rindu yang menggunung dihatiku !

ahhh....
bila saja mungkin
ingin kulihat cinta dimatamu
sekali saja !!
 
kepada cahaya yang jalang membakar kota ini

membakar segala rasa menjadi abu

tak adakah sedikit tempat untuk meneduhkan hati
sedang tetesan rindu ini sebening embun di pucuk dedaunan
 
Pagi ini sang bayu mampir sebentar

Tak ada kabar yang kuterima

Selain bisikmu yang kutemui pada sisa mimpi tadi malam

Ketika hembusannya kembali kutitipkan pesan untukmu