Lia

WELCOME TO BLOGER JINGGA

Senin, 22 Oktober 2012

TANYA TANPA JAWAB

ini bukan malam yang ku nanti
tapi aku terlanjur terjaga menatap keluar jendela
ku dengar angin menari lembut di bibirmu
dengan diamku lalu melumat sepi yang menggantung diam di ujung bibirmu
memagut lembut angin di bibirmu itu....
ahhh ternyata bibirmu begitu dingin dan pucat
kala sapuan itu mendarat
lalu aku bertanya"kamu baik-baik saja kan?"

gemetar tanganku menggenggam dingin jemarimu
menarik pelan mengajakmu melihat sebentar ke jelaga hatiku
"lihat ada bayangmu disana,karna sampai detik ini namamu terjaga indah"
lalu ku rengkuh tanganmu kembali
ku letakkan pada perutku yang sudah tak membuncit lagi
kandungan mimpi-mimpiku telah terlahir sebelum waktunya
yach....janinjanin itu keluar dengan paksa sebelum aku menamatkan rindu padamu
dan aku tak bisa mencegahnya bahkan pendarahan hebat ku alami

ku sentuh pundakmu,kamu yang diam tertegun
"pandang aku sayang...untuk menatap cermin aku tak kuasa,
tubuh ini semakin ringkih,aku takut menyisir rambutku yang semakin menipis,
benarkah penyakit itu telah menang?" jawab aku sayang,pintaku lemah

sayang.....
kenapa kamu diam ?
kenapa kau tak pernah bertanya sekaliiiiii saja padaku
menderitakah aku atau bahagiakah aku dalam artian yang sebenarnya
dulu aku pandai sembunyikan tangis dalam senyumku
tapi kini aku telah lelah,capek,semakin lama semakin sesak
kini senyumku yang bersembunyi dalam hujan airmata

bila rasa ini salah kenapa kau tak salahkan saja Tuhan mu
karna Tuhan yang telah memberi hadiah rasa terindah itu
bila waktu yang telah lancang menjarah hatiku
kenapa tak kau hukum saja jarak yang mendekatkan kita

aku tergugu dalam isak disampingmu
dengan jarak yang amat dekat
tapi kenapa kita terasa amat jauh
atau karna ada diam yang terselubung diantara kita
kembali aku merasa bahwa rindu itu asin
ia keluar dari sudut mata mengalir bagai anak gangga
menyebrangi sudut bibir lalu terjilat lidahku
bahkan kini semakin asin dan pait

telah aku bebaskan rembulan menikahi malam
mentari menjemput embun
angin menelanjangi debu
lalu......
aku bebaskan pula langkahmu melangkah pergi dari hidupku
jangan pernah liat ke belakang itu pintaku
karna aku tak mau kau melihat keterpurukanku lagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar